Seharusnya foto ini diunggah dari bebrapa bulan yg lalu. Selain kesibukan dan si malas lagi-lagi dijadikan alasan tertundanya berbagi cerita di Omah Embah. Suatu hari nanti, mungkin akan ada foto lain dari sana...
Harga makanan disana murah, sangat murah untuk masa sekarang. Mie ayam enak dengan porsi puas, harganya cuma Rp.4.500. Disini jadi orang kaya, balik ke Jakarta, Bandung atau Indramayu miskin lagi...(karena harganya 2 x lipat ) :) . Mama hampir tak pernah memasak, ia selalu membeli makanan dari ibu-ibu PKK yang menjual berbagai jenis makanan, lauk-pauk. Rasanya enak, bersih dan sangat kampung. Ketika sampai Caruban, mama langsung membeli makanan dan menanyakan adikku aji "makan apalagi ji, apalagi ? mau ini ? yang ini" sambil memilih-milih makanan (karena si aji makannya banyak, makanya dia doang yg ditanya. saya...?? diet ya mbak....ouch)
Kebun belakang rumah omah embah, ditanami berbagai pohon, mulai dari jati, pohon pisang, singkong, pare, pepaya dan berbagai jenis pohon yang saya tak tau namanya. Tentunya peternakan ayam, hihihi....baru sekitar 30-an ekor. Sempat juga menyuruh Abang surya memberikan makan ayam....hoho...jarang-jarang kan kong!! . Tapi yg difoto baru Pak Sugeng saja. Ketika itu ayamnya belum banyak. Senang, bisa makan telor ayam kampung gratis, juga sehat...

Senang, karena kita selametan rumah, 15 Mei lalu....Bang Oeya ikut. The tripper was hud...coz, he always take a good picture. absolutely! tentunya yg objeknya saya, dia yg motret. :p dan ini sudah diedit oleh saya.
dan yang ini saya yg motret...
Selain menemukan 3 bahasa dilarang merokok, setiap pulang ke Omah embah kami selalu menyempatkan nyekar ke makam kakek di kampung wates. Uya surprise, karena ke kuburannya harus nyebrang sungai . Dia kira ada jembatannya, ternyata benar-benar harus melintasi sungai...dikiranya saya melebih-lebihkan ketika bercerita.
Setiap ke kuburan, tentunya harus membeli bunga. Saya mengantarkan bude membeli bunga untuk nyekar. Penjual bunga disana sangat khas, dan selalu menggunakan minyak kembang yg baunya mirip minyak nyongnyong. Ia juga menjual sarang tawon juga buah yg ada bedaknya. Tak sempat bertanya pada si penjual, krn ia sibuk menanggapi tawaran harga bude yg sangat murah....(namanya juga ibu-ibu)
Selain itu cabai rawit disana berwarna hijau muda, seperti cabai masih muda...tapi begitu digigit.....sehah pisan.....
Well, its to be continued....soon....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar